Rabu, 14 Oktober 2015

Pendidikan Jangan Menghasilkan Penganggur



Persoalan tentang ekonomi kreatif yang didalamnya adalah berkumpul  orang-orang yang tidak kreatif, hanya bisa diatasi jika menengok pada persoalan pendidikan sebelum masuk pada persoalan regulative. Banyak dari lulusan perguruan tinggi, hanya mampu menunggu datangnya pekerjaan, daripada menciptakan pekerjaan. Atas nama pengalaman kerja yang belum di dapat, ilmu yang dipelajari di bangku pendidikan belasan tahun terasa tidak cukup bahkan tidak berguna sama sekali. Orang membayangkan bahwa segera kepadanya diberi kesempatan, maka apa yang dipelajari akan segera dipraktikan. Ibarat computer yang menyimpan data, pengetahuan yang diperoleh sementara dianggap barang mahal yang suatu waktu baru dikeluarkan untuk kepentingan tertentu.

Pendidikan kita hanyalah hardisck penyimpan data. Sekedar itu dan hanya itu. Pendidikan yang menciptakan sumber daya manusia tidak lain adalah sumber daya yang hanya mampu menyimpan beribu file yang didapat dibangku kuliah. Orang lupa bahwa dengan terlalu banyak menyimpan data yang tidak tahu kapan dapat digunakan hanyalah menjadi beban bagi siapa saja yang hendak menyimpannya.

Dalam banyak perbincangan, orang melarikan persoalan pengangguran atau tidak kreatifnya seseorang pada tradisi yang membentuknya. Walau tidak selamanya berlaku, anak pengusaha lebih cendrung meneruskan usaha keluarga, daripada anak yang dibersarkan dalam keluarga amtenar pegawai sebuah instansi. Anak petani misalnya mesti hampir menyerupai anak pengusaha, namun kalah karena sekolah telah mencerabut akar tradisinya.

Berlaku disini bahwa apa yang didapat di bangku sekolah, seolah-olah terpisah jauh dari kehidupan masyarakat. Kritik tradisi tidak pernah terjadi sebagai sumbangan metode berpikir pengetahuan, apalagi mewajibkan penggunaan nalar, watak dan karakter yang dimiliki. Dalam soal ini, perlu dipertanyakan juga apakah tradisi pendidikan yang dijalankan sudah pula menjawab soal tentang karakter, nalar dan watak?.Sepertinya semua itu masih jauh api dari panggang.

Setelah berjalan jauh dengan pemikiran-pemikiran pendidikan dan fakta lapangan yang tidak memiliki konteks mendasar pada apa yang didapat di bangku sekolah, maka  sudah bukan  hal yang remeh lagi jika praktik tradisi itu perlu dikembangkan di sekolah, lingkungan terdekat dan diri sendiri. Pendidikan tidak lain harus mefokuskan pada kecerdasan memecahkan persoalan, dan keindahan membentuk kehidupan  dan setiap organisme. Dua soal inilah merupakan awal dari pencptaan masyarakat kreatif. (Benjamin Tukan)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar