Tonny Rahail
|
Penulis : Benjamin Tukan
JURNALTIMUR.COM,- Politisi Papua Anthonius Rahail atau biasa
disapa Tonny Rahail, Rabu 14 Juni 2017
telah pergi meninggalkan Papua untuk selamanya. Ia kembali ke rumah Bapa
di surga.
Mendengar berita meninggalnya Tonny Rahael, orang-orang yang
selama ini telah berteman dengannya mengungkap rasa kaget sekaligus terharu,
karena tak menyangka sahabatnya begitu cepat kembali ke rumah Bapa.
Ada rasa rindu untuk berjumpa dengannya sekali waktu, karena
setiap perjumpaan dengannya selalu saja membawa harapan untuk mengulangi
pertemuan. Tetapi Tuhan punya rencana tersendiri. Semoga om Tony berbahagia di
surga.
Tonny Rahail adalah sosok politisi yang sederhana. Ia suka
bertegur sapa dengan siapa pun. Tidak saja pergaulan menembus batas suku dan
agama, tapi juga usia. Ia tidak segan-segan bergaul dan berceritra dengan
generasi seusia anak-anaknya untuk pembicaran serius maupun sekadar
menghabiskan waktu.
Karakternya santun,
lemah lembut, cenderung lebih mendengar ketimbang menuntut didengar.
Ia sosok yang santun, sangat menghargai teman diskusi tanpa
memandang tua muda, banyak pengalaman atau tidak, Kasar atau lembut, semuanya
dipandang sama.
Sebagai politisi, Tonny Rahail memiliki pembawaan yang
komunikatif. Ia pandai dalam melakukan loby-loby politik, dan dalam situasi
yang terlampau serius, ia piawai mengantar peserta diskusi dalam suasana santai
penuh persaudaraan.
Sebagai politisi yang tergolong sepuh, Tonny Rahail selalu
menyiapkan waktu untuk membagi pengalaman, kendati sorot matanya tetap dalam
pengamatan politik hari ini dan masa depan Papua. Dengan sikapnya ini, ia
sering dijuluki sebagai guru politik yang hebat.
Hidup Tonny Rahail seluruhnya untuk Papua. Mengenang
perjalanan hidup sebagai politisi Papua pada jamannya, Tonny dikenal sebagai
salah satu inisiator usul Inisiatif di DPR RI yang menyangkut Otonomi Khusus
(Otsus) Papua.
Sebagai anggota DPR RI
FKKI ( Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia) 1999-2004, kerja politiknya
untuk mengusung RUU Otsus Papua berbuah hasil.
Sungguh kerja yang luar biasa. Selain Tonny Rahail, ketika
itu ada juga Simon Patris Morin dan Alex Hasegem dan beberapa Tokoh Papua
berusaha untuk menggolkan RUU Otsus ini.
Usulan itu kemudian oleh Ketua DPR waktu itu Akbar Tanjung
mengetuk palu di Bamus dan draf usulan dari Papua dikukuhkan menjadi draf utama
pada Pansus RUU Otsus Papua dan draf dari Pemerintah sebagai pendamping.
Tonny Rahail bersama sejumlah tokoh berhasil meyakinkan
seluruh fraksi di DPR RI untuk menerima dengan bulat draf Otsus.Dibentuknya
Pansus memilih Sabam Sirait ( PDIP),
sebagai Ketua Pansus, Ferry Mursyidan Baldan ( FPG) dan Effendi Choiri ( FPKB)
sebagai Wakil Ketua Pansus.
Pembahasan demi pembahasan pun terjadi. Alot namun hanya
butuh 2 minggu pasal pasal krusial dari RUU Otsus berhasil menemukan kompromi
yang demoratis.
Tonny Rahail tidak berhenti mengkawal RUU menjadi
undang-undang Otsus, tapi dalam perjalanan ia pun harus terlibat dalam
membidani kelahiran Majelis Rakyat Papua (MRP). Ini tugas yang harus ia ikut,
karena ia sudah ikut melahirkan undang-undang Otsus.
Otsus Papua sudah menjadi bagian hidupnya. Perjalanan Otsus
ini yang telah memasuki usia 15 tahun, bukan sesuatu yang tidak ia amati. Ia
selalu meluangkan waktu mencermati pelaksanaan otsus. Ia selalu berharap agar
pelaksanaannya sungguh konsisten.
Tahun 2022, otsus
akan berakhir. Ada yang masih ia harapkan agar orang Papua sungguh
memanfaatkannya bagi kesejahteraan. Artinya, Otsus musti menyentuh orang asli
Papua.
Tonny Rahail seorang politisi senior dan pengamat masalah
sosial politik Papua yang ulung. Beliau meninggalkan seorang istri dan 3 orang
anak laki laki. Selamat jalan Pak Toni
(Ben)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar