Pengantar
Artikel ini hanyalah sebuah percobaan
dalam mengurai tema feminism dan akan terus dikembangkan. Karena itu artikel
ini tidak dimaksudkan untuk dikutip.
Beberapa artikel percobaan tentang
feminism sudah diturunkan di blog ini, namun hal yang dilupakan adalah
pengertian dan hal ikwal tentang feminism itu sendiri. Sebagai sebuah usaha
percobaan, beberapa pengertian akan diuraikan secara ringkas dibawah ini.
Feminisme adalah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan & keadilan hak dengan lelaki. Feminisme dicetuskan pertama kali oleh aktivis
sosialis utopis, Charles Fourier pada
tahun 1837.
Perempuan yang terus berubah |
Gerakan feminisme yang bermula di Eropa,
kemudian berpindah ke Amerika dan
disana feminism ini berkembang sangat pesat. Dalam literature feminism, buku
yang ditulis John Stuart Mill,
the Subjection of Women (1869), sangat memberi insiprasi bagi
perjuangan gerakan feminism. Perjuangan mereka menandai kelahiran feminisme
Gelombang Pertama yaitu mengenai gerakan
pembebasan perempuan dari rasisme, stereotyping, seksisme dan penindasan
perempuan.
Dari gelombang pertama, kemudian muncul gelombang kedua, 1960
yang dipelopori oleh para
feminis Perancis seperti Helene Cixous. dan
Julia Kristeva bersamaan dengan
kelahiran perspektif dekonstruksionis yang dipelopori oleh Derrida.
Gerakan feminism menghadir tiga jenis gerakan yakni feminsme
liberal, feminism radikal dan feminism sosialis. Feminisme liberal menempatkan perempuan yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Aliran ini menyatakan bahwa kebebasan dan kesamaan berakar pada
rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik. Dalam
feminism liberal setiap manusia mempunyai kapasitas untuk berpikir dan
bertindak secara rasional. Tokoh aliran ini adalah Naomi
Wolf, sebagai
"Feminisme Kekuatan" yang merupakan solusi.
Feminisme Radikal muncul pada
pertengahan tahun 1970-an di
mana aliran ini menawarkan ideologi "perjuangan
separatisme perempuan". Pada sejarahnya, aliran ini muncul sebagai reaksi atas kultur seksisme atau dominasi
sosial berdasarkan jenis kelamin pada tahun 1960-an di barat. Tujuannya
melawan kekerasan seksual dan industri pornografi.
Feminsme radikal mempersoalkan penindasan lelaki terhadap perempuan sebagai satu fakta dalam sistem masyarakat.
Aliran ini bertumpu
pada pandangan bahwa penindasan terhadap perempuan terjadi akibat sistem patriarki. Tubuh perempuan merupakan
objek utama penindasan oleh kekuasaan lelaki. Tidak berlebihan kalau
feminism radikal mempermasalahkan
antara lain tubuh serta hak-hak
reproduksi, seksualitas (termasuk lesbianisme), seksisme, relasi kuasa
perempuan dan laki-laki, dan dikotomi privat-publik.
Feminisme Sosialis merupakan sebuah
paham yang berpendapat "Tak Ada
Sosialisme tanpa Pembebasan Perempuan. Tak Ada Pembebasan Perempuan tanpa
Sosialisme". Dengan menggunakan analisis kelas dan gender gerakan ini berusaha memahami penindasan
terhadap perempuan. Kendati menyetujui persoalan patriaki yang diwacanakan
dalam feminism radikal, feminism sosialis yang terpengaruh dari aliran Marxis yang mengemukakan bahwa kapitalisme merupakan sumber penindasan
perempuan.
Feminisme merupakan suatu bentuk teori kritis, yang menggunakan perspektif serta pengalaman
perempuan, dan penindasan yang mereka alami, sebagai titik tolak sekaligus
fokus analisisnya. Sebagai teori kritis, feminisme mengakui adanya kepentingan di baliknya dan
selalu melihat kaitan yang erat antara refleksi teoritis di satu sisi dengan
praktis di sisi lain.
Feminisme berupaya menganalisis setiap bentuk dominasi dan
penindasan yang ada dan menunjukkan struktur-struktur menindas yang ada dibaliknya.
Teori feminisme berupaya mengungkapkan
berbagai bias, seperti seksis, kelas, dan gender, kepentingan, serta kekuasaan
yang ada dibaliknya, sehingga semua itu dapat disadari.
Feminsme berkerja dalam dua level pendekatan yakni objektif yang menggunakan data empiric dan pendekatan
subjektif.yang menggunakan data non-empirik
seperti etnografi . Dengan menggunakan perspektif critical cultural,
yang menggabungkan 2 pendekatan, yaitu pendekatan
positivisme dan interpretatif, coba didekati pada
realita yang terselubung dan memerlukan perhatian yang lebih. Inti dari
perspektif critical cultural bertujuan untuk merubah masyarakat sehingga dalam
studinya didasari oleh konteks (space)
dan waktu/kesinambungan (continum)
serta melihat aspek sejarah.
Dipengaruhi
oleh teori kritis Mazhab Frankfurt dan
teori budaya konstruktivis, yang
tidak memandang teori sebagai penggambaran realitas apa adanya, tetapi selalu
sudah mendapatkan pengaruh dari nilai-nilai dan dinamika sosial budaya, di mana
teori tersebut diciptakan.
Metodologi feminisme lebih tepat
menggunakan paradigma teori kritis seperti
hermeneutika, semiotika, fenomenologi, dan metode kualitatif.Alasannya karena metode-metode tersebut
melihat pengaruh konteks sosial,
politik, maupun budaya terhadap studi feminisme. Selain itu, ada beberapa metode sosiologi
yang dapat digunakan untuk metodologi feminisme, seperti fungsionalisme, teori
analisis konflik, dan teori Marxis. Teori-teori ini digunakan dengan menjadikan
pengalaman perempuan dan perbedaan gender sebagai unsur utama analisisnya
Sasaran utama dan
titik tolak seluruh penelitian adalah situasi
dan pengalaman perempuan dalam masyarakat. Dalam penelitiannya, perempuan dijadikan sasaran pusat, dengan
melihat dunia khusus dari sudut pandang perempuan terhadap dunia sosial. Teori Feminisme dikembangkan oleh pemikir kritis dan aktivis
/pejuang demi kepentingan perempuan.
Beberapa tokoh feminism yang dapat disebutkan diantaranya :
Dorothy E. Smith (1926 -), Sandra Harding (1935 -) , Patricia Bukit Collins
(1948 -), Carol Gilligan (1936 -), Joan Jacob Brumberg, Barbara Risman dll.
Thx untuk Ardian atas info ttg tema Feminis
Benjamin Tukan
Pekerja komunikasi dan Penerbitan, Mahasiswa Pasca Sarjana Komunikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar