Senin, 16 Juni 2014

Berkelana ke Alam Feminsme

Pengantar
Artikel ini hanyalah sebuah percobaan dalam mengurai tema feminism dan akan terus dikembangkan. Karena itu artikel ini tidak dimaksudkan untuk dikutip.   

Beberapa artikel percobaan tentang feminism sudah diturunkan di blog ini, namun hal yang dilupakan adalah pengertian dan hal ikwal tentang feminism itu sendiri. Sebagai sebuah usaha percobaan, beberapa pengertian akan diuraikan secara ringkas dibawah ini.

Feminisme adalah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan & keadilan hak dengan lelaki. Feminisme dicetuskan pertama kali oleh aktivis sosialis utopis, Charles Fourier pada tahun 1837.

Perempuan yang terus berubah
Gerakan feminisme yang bermula di Eropa, kemudian berpindah ke Amerika dan disana feminism ini berkembang sangat pesat. Dalam literature feminism, buku yang ditulis John Stuart Mill, the Subjection of Women (1869), sangat memberi insiprasi bagi perjuangan gerakan feminism.  Perjuangan mereka menandai kelahiran feminisme Gelombang Pertama yaitu mengenai gerakan pembebasan perempuan dari rasisme, stereotyping, seksisme dan penindasan perempuan.

Dari gelombang pertama, kemudian muncul gelombang kedua, 1960 yang dipelopori oleh para feminis Perancis seperti Helene Cixous. dan Julia Kristeva bersamaan dengan kelahiran perspektif dekonstruksionis yang dipelopori oleh Derrida.

Gerakan feminism menghadir tiga jenis gerakan yakni feminsme liberal, feminism radikal dan feminism sosialis. Feminisme liberal menempatkan perempuan yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Aliran ini menyatakan bahwa kebebasan dan kesamaan berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik. Dalam feminism liberal setiap manusia mempunyai kapasitas untuk berpikir dan bertindak secara rasional. Tokoh aliran ini adalah Naomi Wolf, sebagai "Feminisme Kekuatan" yang merupakan solusi.

Feminisme Radikal muncul pada pertengahan tahun 1970-an di mana aliran ini menawarkan ideologi "perjuangan separatisme perempuan". Pada sejarahnya, aliran ini muncul sebagai reaksi atas kultur seksisme atau dominasi sosial berdasarkan jenis kelamin pada tahun 1960-an di barat. Tujuannya melawan kekerasan seksual dan industri pornografi.

Feminsme radikal mempersoalkan penindasan lelaki terhadap perempuan sebagai satu fakta dalam sistem masyarakat. Aliran ini bertumpu pada pandangan bahwa penindasan terhadap perempuan terjadi akibat sistem patriarki. Tubuh perempuan merupakan objek utama penindasan oleh kekuasaan lelaki. Tidak berlebihan kalau feminism radikal mempermasalahkan antara lain tubuh serta hak-hak reproduksi, seksualitas (termasuk lesbianisme), seksisme, relasi kuasa perempuan dan laki-laki, dan dikotomi privat-publik.

Feminisme Sosialis merupakan sebuah paham yang berpendapat "Tak Ada Sosialisme tanpa Pembebasan Perempuan. Tak Ada Pembebasan Perempuan tanpa Sosialisme".  Dengan menggunakan analisis kelas dan gender  gerakan ini berusaha memahami penindasan terhadap perempuan. Kendati menyetujui persoalan patriaki yang diwacanakan dalam feminism radikal, feminism sosialis yang terpengaruh dari aliran Marxis yang mengemukakan bahwa kapitalisme merupakan sumber penindasan perempuan.

Feminisme merupakan suatu bentuk teori kritis, yang menggunakan perspektif serta pengalaman perempuan, dan penindasan yang mereka alami, sebagai titik tolak sekaligus fokus analisisnya. Sebagai teori kritis, feminisme mengakui adanya kepentingan di baliknya dan selalu melihat kaitan yang erat antara refleksi teoritis di satu sisi dengan praktis di sisi lain.

Feminisme berupaya menganalisis setiap bentuk dominasi dan penindasan yang ada dan menunjukkan struktur-struktur menindas yang ada dibaliknya. Teori feminisme berupaya mengungkapkan berbagai bias, seperti seksis, kelas, dan gender, kepentingan, serta kekuasaan yang ada dibaliknya, sehingga semua itu dapat disadari.

Feminsme berkerja dalam dua level pendekatan yakni objektif yang menggunakan data empiric dan pendekatan subjektif.yang menggunakan data non-empirik seperti etnografi . Dengan menggunakan perspektif critical cultural, yang menggabungkan 2 pendekatan, yaitu pendekatan positivisme dan interpretatif, coba didekati pada realita yang terselubung dan memerlukan perhatian yang lebih. Inti dari perspektif critical cultural bertujuan untuk merubah masyarakat sehingga dalam studinya didasari oleh konteks (space) dan waktu/kesinambungan (continum) serta melihat aspek sejarah.

Dipengaruhi oleh teori kritis Mazhab Frankfurt dan teori budaya konstruktivis, yang tidak memandang teori sebagai penggambaran realitas apa adanya, tetapi selalu sudah mendapatkan pengaruh dari nilai-nilai dan dinamika sosial budaya, di mana teori tersebut diciptakan.

Metodologi feminisme lebih tepat menggunakan paradigma teori kritis seperti hermeneutika, semiotika, fenomenologi, dan metode kualitatif.Alasannya karena metode-metode tersebut melihat pengaruh konteks sosial, politik, maupun budaya terhadap studi feminisme.  Selain itu, ada beberapa metode sosiologi yang dapat digunakan untuk metodologi feminisme, seperti fungsionalisme, teori analisis konflik, dan teori Marxis. Teori-teori ini digunakan dengan menjadikan pengalaman perempuan dan perbedaan gender sebagai unsur utama analisisnya

Sasaran utama dan titik tolak seluruh penelitian adalah situasi dan pengalaman perempuan dalam masyarakat. Dalam penelitiannya, perempuan dijadikan sasaran pusat, dengan melihat dunia khusus dari sudut pandang perempuan terhadap dunia sosial. Teori Feminisme dikembangkan oleh pemikir kritis dan aktivis /pejuang demi kepentingan perempuan. 


Beberapa tokoh feminism yang dapat disebutkan diantaranya : Dorothy E. Smith (1926 -), Sandra Harding (1935 -) , Patricia Bukit Collins (1948 -), Carol Gilligan (1936 -), Joan Jacob Brumberg, Barbara Risman dll.

Thx untuk Ardian atas info ttg tema Feminis

Benjamin Tukan

Pekerja  komunikasi  dan Penerbitan, Mahasiswa Pasca Sarjana Komunikasi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar