A.
Pedoman umum
penulisan tanggal dan angka
(1) Angka
dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Ditulis dengan angka Arab
atau Romawi.
(2) Angka
dipakai untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi; satuan waktu; nilai
uang; dan kuantitas.
(3) Angka
dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada
alamat.
(4) Angka
dipakai untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
B.
Penulisan
1. Lambang
bilangan tingkat dituliskan dengan tiga cara: angka Romawi, tanda hubung antara
"ke-" dan angka, atau dirangkai jika angka dinyatakan dengan kata. Awalan
"ke-" tidak dipisah pada bilangan yang menyatakan jumlah dan pada
bilangan ordinal.
Misalnya: Keempat anak tersebut sedang bersenang-senang. Juga pada kata yang menunjukkan urutan, misalnya Ia adalah anak kesatu, Orang itu menempati urutan kedua di antara para pengunjung.
Misalnya: Keempat anak tersebut sedang bersenang-senang. Juga pada kata yang menunjukkan urutan, misalnya Ia adalah anak kesatu, Orang itu menempati urutan kedua di antara para pengunjung.
Contoh
Jika ditulis dengan angka Arab, bilangan ditulis diawali dengan
ke-. Jika ditulis dengan angka Romawi, bilangan ditulis sendirian.
Benar: abad kesebelas, abad ke-11, abad XI
Salah: abad ke sebelas, abad ke-sebelas, abad 11, abad ke 11, abad
ke-XI, abad ke XI
Penulisan tahun
Benar: 1960-an
Salah: 1960an
Misalnya:
(1) pada awal abad XX (angka Romawai kapital)
dalam kehidupan pada abad ke-20 ini (huruf dan angka Arab)
pada awal abad kedua puluh (huruf)
(2) kantor di tingkat II gedung itu (angka Romawi)
di tingkat ke-2 gedung itu (huruf dan angka Arab)
di tingkat kedua gedung itu (huruf)
(1) pada awal abad XX (angka Romawai kapital)
dalam kehidupan pada abad ke-20 ini (huruf dan angka Arab)
pada awal abad kedua puluh (huruf)
(2) kantor di tingkat II gedung itu (angka Romawi)
di tingkat ke-2 gedung itu (huruf dan angka Arab)
di tingkat kedua gedung itu (huruf)
2. Penulisan
lambang bilangan dengan huruf secara umum dipisahkan antar tiap bagian dan
awalan "per-" (untuk pecahan) digunakan menyatu dengan bagian yang
langsung mengikutinya. Lambang bilangan yang mendapat akhiran "-an"
ditulis dengan tanda hubung antara angka dan "-an" atau dirangkai
jika angka dinyatakan dengan kata.
3. Penulisan angka atau bilangan pada
awal kalimat harus ditulis dalam bentuk kata. Jika
kata yang menyebutkan angka tersebut melebihi dua kata, bilangan atau angka
tersebut harus tetap ditulis dalam bentuk angka dengan pengubahan susunan
kalimat.
Perhatikan contoh berikut ini:
Perhatikan contoh berikut ini:
Dua puluh tenaga kerja Indonesia (TKI) diberangkatkan ke Hong
Kong,
· Ketua RT mengajak 150 orang warga bergotong-royong
Contoh kedua menunjukkan penulisan angka yang lebih dari tiga
kata. Kalimat tersebut tidak boleh disusun dalam bentuk: “150 orang warga
diajak kepala RT bergotong-royong”.
4. Bilangan dapat dinyatakan dalam kata
kecuali menujukkan deret jumlah tertentu.
Perhatikan contoh berikut ini:
Perhatikan contoh berikut ini:
·
Saya membeli dua buah buku
·
Ibu membawakan para tetangga lima ratus baju baru saat pulang
haji
·
Saat pemilihan ketua RT, 20 suara dinyatakan tidak sah, 50 suara
memilih Somat dan 60 suara lainnya memilih Jufri.
·
Rian menerima kiriman paket yang berisi 20 buku tulis, 35 pensil
dan 20 rautan pensil.
5. Pengejaan angka bilangan utuh
berjumlah besar diperbolehkan dalam kalimat.
Contohnya:
·
Warga Banyuasin mendapatkan bantuan sebesar 450 juta rupiah dari
seorang dermawan asing untuk pembuatan jalan kampung.
·
Buku yang kubeli seharga 2 juta rupiah.
6.
Penulisan angka untuk nomor, seperti urutan rumah, jalan dan atau kamar bisa
ditulis dengan angka biasa atau dengan penomoran Yunani. Contohnya:
·
Hotel Wijaya No. 13
·
Jalan Veteran II A No. 18
7.
Penomoran untuk menunjuk rincian buku
atau kitab suci dapat ditulis dalam angka atau angka Yunani, contohnya:
·
Kitab Kejadian : 18
·
Surat an-Nisa : 16
·
Bab III, halaman 16
8.
Bilangan Angka utuh memiliki aturan
penulisan dalam kata sebagai berikut:
·
Enam belas (bukan enambelas)
·
Dua puluh (bukan dua puluh)
·
Enam ratus (bukan enamratus)
9.
Penulisan bilangan tingkat dapat
dilakukan dengan beberapa model berikut:
·
Romawi berkuasa di Eropa pada abad ke VIII (huruf romawi)
·
Edison menemukan lampu pijar pada abad ke-18
·
Pada akhir abad kesembilan
belas manusia akan mengalami revolusi spiritual
10.
Penulisan bilangan pecahan dapat dilakukan dengan cara:
·
setengah (1/2)
·
seperenam belas (1/16)
·
tiga perempat (3/4)
·
dua persepuluh (0,2) atau (2/10)
·
tiga dua pertiga (3 2/3)
·
satu persen (1%)
·
satu permil (1‰)
11. Lambang
bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, ditulis dengan huruf
kecil kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti
dalam perincian dan pemaparan.
Contoh:
·
Umat Islam beribadah lima kali dalam satu hari.
·
Pak Raden memelihara empat puluh ekor ayam.
·
Di antara 30 siswa di kelas, 12 siswa berjenis kelamin laki-laki,
sedangkan 18 siswa berjenis kelamin perempuan.
·
Koleksi baru di kebun binatang itu terdiri atas 4 ekor gajah, 2
ekor beruang, 4 ekor zebra, dan 10 ekor siamang.
12. Angka yang
menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah
dibaca.
Contoh:
·
Sekolah itu mendapat sumbangan sebesar 150 juta rupiah dari
pemerintah.
·
Modal yang dibutuhkan untuk membangun bisnisnya adalah 500 juta
rupiah.
·
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
·
Dia mendapatkan bantuan Rp250 juta rupiah
untuk mengembangkan usahanya.
·
Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya Rp10 triliun.
13. Bilangan
tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di
dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Contoh:
·
Kantor kami memiliki empat puluh orang pegawai.
·
Di rak besar tersebut tersimpan 140 buku dongeng anak-anak.
·
Bilangan tidak perlu
ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks (kecuali di dalam dokumen
resmi, seperti akta dan kuitansi).
Misalnya:
Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
Rumah itu dijual dengan harga Rp125.000.000,00.
Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
Rumah itu dijual dengan harga Rp125.000.000,00.
14. Jika bilangan
dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Contoh:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (sembilan ratus
sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
15. Bilangan
dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam perincian
atau paparan.
Contoh :
·
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
·
Koleksi perpustakaan itu mencapai dua juta buku.
·
Di antara 72 anggota yang
hadir 52 orang setuju, 15 orang tidak
setuju, dan 5 orang tidak memberikan
suara.
·
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 minibus,
dan 250sedan.
16. Penulisan
bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
·
Bilangan utuh
Misalnya:
dua
belas
(12)
tiga
puluh (30)
lima
ribu
(5000)
·
Bilangan pecahan
Misalnya:
setengah
(1/2)
seperenam belas
(1/16)
tiga perempat
(3/4)
dua persepuluh
(0,2) atau (2/10)
tiga dua pertiga
(3 2/3)
satu persen
(1%)
satu permil
(1o/oo)
Catatan:
(1) Pada penulisan bilangan pecahan dengan mesin tik, spasi
digunakan di antara bilangan utuh dan bilangan pecahan.
(2) Tanda hubung dapat digunakan dalam penulisan lambang
bilangan dengan huruf yang dapat menimbulkan salah pengertian.
Misalnya:
20 2/3
(dua puluh dua-pertiga)
22/30
(dua-puluh-dua pertiga puluh)
20
15/17
(dua puluh lima-belas pertujuh belas)
150 2/3
(seratus lima puluh dua-pertiga)
152/3 (seratus-lima-puluh-dua pertiga)
152/3 (seratus-lima-puluh-dua pertiga)
17. Angka
digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, dan isi; (b) satuan
waktu; (c) nilai uang; dan (d) jumlah
Contoh :
0,5 sentimeter
tahun 1928
5 kilogram
17 Agustus 1945
4 meter persegi
1 jam 20 menit
10 liter
pukul 15.00
Rp5.000,00
10 persen
US$
3,50*
27 orang
£5,10* ¥100
2.000 rupiah
£5,10* ¥100
2.000 rupiah
Catatan:
(1) Tanda titik pada contoh bertanda bintang (*) merupakan tanda desimal.
(2) Penulisan lambang mata uang, seperti Rp, US$, £, dan ¥ tidak diakhiri dengan tanda titik dan tidak ada spasi antara lambang itu dan angka yang mengikutinya, kecuali di dalam tabel.
(1) Tanda titik pada contoh bertanda bintang (*) merupakan tanda desimal.
(2) Penulisan lambang mata uang, seperti Rp, US$, £, dan ¥ tidak diakhiri dengan tanda titik dan tidak ada spasi antara lambang itu dan angka yang mengikutinya, kecuali di dalam tabel.
18. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan
huruf, penulisannya harus tepat.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban.
Dia membeli uang dolar Amerika Serikat sebanyak $5,000.00 (lima ribu dolar).
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban.
Dia membeli uang dolar Amerika Serikat sebanyak $5,000.00 (lima ribu dolar).
Catatan:
(1) Angka Romawi tidak digunakan untuk menyatakan jumlah.
(2) Angka Romawi digunakan untuk menyatakan penomoran bab (dalam terbitan atau produk perundang-undangan) dan nomor jalan.
(3) Angka Romawi kecil digunakan untuk penomoran halaman sebelum Bab I dalam naskah dan buku.
(1) Angka Romawi tidak digunakan untuk menyatakan jumlah.
(2) Angka Romawi digunakan untuk menyatakan penomoran bab (dalam terbitan atau produk perundang-undangan) dan nomor jalan.
(3) Angka Romawi kecil digunakan untuk penomoran halaman sebelum Bab I dalam naskah dan buku.
Sumber:
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi
kedua berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987.
https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_penulisan_tanggal_dan_angka
irsyadul Ibad http://ensiklo.com/2014/09/panduan-penulisan-angka-dalam-bahasa-indonesia
Sumber : Lina
http://fuadfauzi.web.id/2015/11/17/aturan-penulisan-angka-sesuai-eyd
penulisan angka 11 ?? sebelas atau seblas atau se belas.
BalasHapusmohon bantuannya makasih
Sebelas
HapusSe be las
BalasHapusKalau penulisan seperti ini "-2" kan dikatakan minus dua, sedangkan kalau penulisan seperti ini "- 2" dikatakan minus dua juga atau apa?
BalasHapusMohon penjelasannya
kalau penulisan di empat seperti apa. pisah atau digabung. contoh kalimatnya "agar masyarakat di empat wilayah kecamatan". mohon penjelasannya
BalasHapusmenurut saya dipisah, karena "di" yang dimaksud menunjukan kata tempat, bukan kata kerja
Hapusmenurut saya dipisah, karena "di" yang dimaksud menunjukan kata tempat, bukan kata kerja
Hapusyg benar kan keempat menyatakan jumlah
BalasHapus300 juta tahun atau 300000000 tahun min??
BalasHapus300 juta tahun
HapusMakasih ilmunya
BalasHapusKalo menulis 12,5% pakai koma atau titik??
BalasHapus12,5% atau 12.5%???
pake koma, jadi 12,5 %
HapusMakasih min, sanhat bermanfaat🙏
BalasHapuspenelitian ini dilakukan dengan 4 atau empat tahap, yakni: (1) ..., (2) ... ,dst
BalasHapusKalo nulis 2.800.000 itu 2.8juta atau 2,8 juta ???
BalasHapusHalo min kl saya menulis 'seribu tahun' apa benar atu 1000 tahun?
BalasHapusKalo menulis angka di percakapan gmn min? Seperti ini.. "Harganya Rp1000" atau "Harganya seribu rupiah" , manakah penulisan yang benar ?
BalasHapuskalau menuliskan jam dalam percakapan gimana? seperti "sekarang jam 10.00" atau "sekarang jam sepuluh tepat" jadi, yang mana yang benar? mohon dibantu
BalasHapuscontoh. Jika :
BalasHapus80=delapan nol
75=tujuh lima
maka :
100=
Cara membaca 509999 ??
BalasHapuspenulisan pada kalimat 1 atau satu
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusMenulis "100 km...." di awal kalimat bagaimana? ditulis "100 km....." atau "Seratus km" atau Seratus kilometer". Btw ejaan angka 100 kurang dari dua kata. terimakasih.
BalasHapuspengejaan angka 13 itu "Tiga Belas atau Tigabelas"?
BalasHapus