Senin, 13 Agustus 2012

Semua Bisa Menulis, Menulis Untuk Semua




"Menulis itu menyampaikan gagasan kepada orang lain" (Jakob Oetama) 

Pada mulanya adalah kegelisahan. Kegelisahan itu kemudian berubah menjadi kata, ditulis, ataupun diucapkan. Namun demikian, selalu saja kata yang diucap terasa sia-sia karena tak mampu menempel ataupun melekat.  Kata harus ditulis, agar suatu hari kelak dapat kembali melihat, mengingat termasuk mengukur seberapa panjang dan dalamnya kata itu bermakna. 

Semua bisa menulis, menulis untuk semua, tidak lain adalah sebentuk penghargaan akan manusia, kata dan tulis. Sebagaimana pentingnya manusia, maka penting pula tulisan  juga kata yang ditulis. Mengawali perjalanan penerbitan Tollelegi dari suatu kesenyapan 15 tahun silam, sebenarnya ingin menghadirkan suatu media yang memberi tempat pada menusia, kata dan menulis. 

Sungguh disadari, menulis membutuhkan waktu, namun menulis sendiri tidak berarti sebuah dunia yang tak bisa dilakoni semua orang. Pada tilikan tertentu, menulis seharusnya menjadi kewajiban manusia untuk meninggalkan rekam jejak yang berbicara.  Tollelegi ( Tole-lege : buka dan bacalah atau Tole lagi : lihat kembali lagi) adalah niat awal yang serba sederhana menghadirkan medium tulis menulis. 

Karenanya, menulis tak hanya tinggal menulis. Pada akhirnya menulis adalah cara untuk berdialog dalam menjunjung capaian tertinggi manusia. @tollelegi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar