Senin, 13 Agustus 2012

Penerbitan sebagai upaya "Mengkadokan Gagasan" Kepada Pembaca



Banyak cara orang memberi arti untuk pekerjaan sebuah  penerbitan. Bagi penerbit Tollelegi, penerbitan itu adalah suatu cara kerja dalam ranah perbukuan yang mirip dengan pembuatan kado  untuk dihadiahkan kepada  orang lain. 

Kedengaran memang aneh dan mungkin terlalu menyederhankan persolan. Tapi kira-kira semacam itulah sebuah pekerjaan penerbitan. Ada proses kerja mengemas gagasan yang sudah tertuang dalam tulisan untuk menjadi sebuah buku. Kita harus dapat membedakan penerbitan dari penulisan agar  keduanya dapat menempatkan ranah perbukuaan dengan proporsional. 

Penerbitan sebagai upaya mengemas suatu gagasan berbentuk tulisan untuk dibukukan, ibarat mengemas isi kado. Isinya adalah karya tulis seorang penulis yang berisi gagasan, pikiran serta pengalaman penulis sementara pekerjaan penerbitan adalah mengemasnya menjadi sebuah buku yang tentu menarik, dan layak dibaca.

Untuk mencapai sebuah buku yang menarik dan layak dibaca, maka bahasa yang ditulispun haruslah bahasa yang  sesaui dengan kaidah yang berlaku dan dapat dimengerti pembaca. Diluar itu,  cover dan perwajahan pun harus dibuat menarik. 

Proses pengkadoan jika dipakai istilah itu, maka pekerjaan penerbitan dimualai dengan mempertimbangkan isi, mendasain perwajahan, hingga memasuki mesin mesin cetak untuk pengandaan sampai pada mengurainya kembali dalam kotak-kotak distribusi dan sirkulasi. 

Sebagaimana kado, sebuah suatu yang diterbitkan pada gilirannya harus  diumumkan. Ada peristiwa  penyerahan, dan  bila perlu diperlihatkan kepada publik.  Demikian juga dalam proses penerbitan hingga menjadi buku yang siap didistribusikan,  upacara peluncuran dan bedah buku adalah cara yang terbaik untuk mengumumkan. 

Sinergisitas adalah hal yang terpenting dalam penerbitan. Walau oleh perkembangan zaman, ruang menjadi melebar, tapi dalam jaringan-jaringan itu selalu tetap terjaga hubungan yang sinergi itu. Bagaikan sibiosis mutualis, penulis, editor, layouter hingga tukang mesin di percetakan, bahkan pak pos yang mengantar buku ke pelanggan memiliki kedudukan yang sama. 

Mengawali penerbitan penerbit Tollelegi memulai penerbitan dengan mengorganisasikan berbagai jaringan, memberi tempat yang sama pada semua yang bersinergi, agar gagasan bisa sampai. 

Lagi-lagi di tengah keberagaman media saat ini,  buku masih dipercaya memiliki tempat khusus dihati pembaca. Ibarat kado, buku masih tetap  menjadi suatu yang istimewa.  @ben

Tidak ada komentar:

Posting Komentar